Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

DO'A AGAR SELAMAT DARI KIKIR

Gambar
Doa Agar Diselamatkan Dari Penyakit Kikir Ada sebuah do’a sederhana yang   jaami’   (singkat dan syarat makna) yang sudah sepatutnya kita menghafalkannya karena amat bermanfaat. Do’a ini berisi permintaan agar kita terhindar dari penyakit hati yaitu ‘ syuh ’ (pelit lagi tamak) yang merupakan penyakit yang amat berbahaya. Penyakit tersebut membuat kita tidak pernah puas dengan pemberian dan   nikmat Allah   Ta’ala , dan dapat mengantarkan pada kerusakan lainnya. Do’a ini kami ambil dari buku “ Ad Du’aa’ min Al Kitab wa As Sunnah ” yang disusun oleh Syaikh Dr. Sa’id bin Wahf Al Qahthani   hafizhahullah . Do’a tersebut adalah, اللَّهُمَّ قِنِي شُحَّ نَفْسِي وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُفْلِحِينَ /Allahumma qinii syuhha nafsii, waj’alnii minal muflihiin/ “ Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah aku orang-orang yang beruntung ” Do’a ini diambil dari firman Allah  Ta’ala  dalam surat Ath Taghabun ayat 16, وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ ه

JILBAB SYAR'I

Gambar
Jilbab Syar’i =>>>>> Jilbab Paling Modis Sepanjang Zaman “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Ahzab: 59)Ketika kita berbicara tentang jilbab, maka kita berbicara tentang pakaian takwa. Pakaian yang diturunkan untuk muslimah, untuk menutup auratnya dan jelas disebutkan di Al-Qur’an. Baru-baru ini, paradigma manusia tentang jilbab semakin jauh dari kata “syar’i”, bagaimana tidak? Iklan-iklan jilbab yang “mengaku menjual jilbab syar’i” semakin membuat kening ini berkerut? Apakah memang seperti itu jilbab yang diperintahkan oleh Allah, atau kita selama ini telah tertipu? Jilbab syar’i dan modis, begitu tagline yang selama ini digembar-gemborkan oleh kalangan hijabers. Menurut Kamus Besar B

WAKTU YANG BENAR MAKAN BUAH. MINUM AIR ES SESUDAH MAKAN = KANKER

Gambar
  MAU SEHAT..? MAKAN BUAH,  SEBELUM MAKAN.. Ahli makanan sudah lama mengetahui bahwa buah tidak dapat bercampur dengan baik dengan makanan lainnya. Hal itu dikarenakan buah mengandung gula sederhana yang tidak perlu dicerna. Oleh karenanya tidak menetap lama di dalam lambung. Makanan lainnya semisal yang banyak mengandung lemak, protein dan karbohidrat akan menetap di perut lebih lama karena memerlukan proses cerna yang lebih lama.  Oleh sebab itu jika kita makan buah setelah makan, zat gula dari buah akan menetap lama di dalam pencernaan dan terjadi fermentasi. Ini yang menyebabkan mengapa orang sering mengalami masalah pencernaan jika makan buah dengan cara itu. Orang akhirnya menganggap bahwa karena buahlah penyebabnya dan menimbulkan semacam alergi. Banyak yang beranggapan bahwa makan buah sebelum makan akan menyebabkan sakit perut karena dianggap buah bersifat dan akan membentuk acid (asam). Hal itu justru kebalikannya, buah yang dimakan dan dicerna

Hati Tidak Terpengaruh dengan Ayat yang Dibaca

Gambar
Hati Tidak Terpengaruh dengan Ayat yang Dibaca Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin  -semoga Allah merahmati beliau-  pernah ditanya bagaimanakah seseorang mampu untuk menguatkan iman, padahal ketika membaca ayat-ayat Al Qur’an, ia tidak terpengaruh kecuali sedikit. Syaikh  rahimahullah  memberikan nasehat berharga bahwa yang bertanya seperti ini berarti adalah orang yang nampak beriman pada hari akhir dan membenarkannya. Akan tetapi, hatinya masih tertutupi kotoran. Kotoran hati pada zaman kita ini banyak sekali. Di antara sebab kotornya hati adalah berpaling dari beribadah dan ketundukan pada Allah secara sempurna. Seandainya seseorang beribadah dan tunduk pada Allah secara sempurna, maka ia akan dapati hatinya itu lembut dan penuh kekhusyu’an.  Begitu pula ketika seseorang dapat menerima kandungan  Al Qur’an , juga dapat merenungkan maknanya, maka hatinya pun akan nampak hal yang sama, yaitu menjadi lembut dan penuh kekhusyu’an. Allah  Ta’ala  berfirman, لَوْ أَ